Tuesday, August 8, 2017

Kampung Warna-Warni Jodipan



    Kampung Warna-Warni Jodipan merupakan salah satu dari puluhan kampung wisata tematik yang ada di Kota Malang. Kampung Warna-Warni ini terletak di tepian Sungai Brantas. Akses menuju kesana sangatlah mudah. Dari Balai Kota Malang kita tinggal menuju ke arah stasiun Kotabaru Malang kemudian berbelok ke kanan sekitar 100 meter kita sudah dapat melihat rumah-rumah berwarna-warni dari jembatan yang berada di atas Sungai Brantas. 

    Ketika saya berkunjung kesana, saya sangat terpukau dengan keindahan warna-warni perumahan yang ada disana. Saya menempuh perjalanan ke Kampung Warna-Warni Jodipan hanya dengan jalan kaki. Posisi awal saya berada di SMAK Cor Jesu. Awalnya saya ingin mencoba merasakan naik bus tingkat Macito untuk berkeliling kota Malang. Namun, pada hari itu saya kurang beruntung karena bus Macito digunakan untuk anak-anak Sekolah Dasar. Akhirnya memutuskan untuk berjalan ke Kampung Warna-Warni Jodipan. 
     
   Pemandangan indah sudah tampak ketika saya berada di jembatan Sungai Brantas. Biaya masuknya sangat murah. Kita hanya perlu mengeluarkan uang Rp 2.000,- Perjalanan di dalam kampung ini pun sangat asyik. Kita berjalan melewati celah-celah kecil sambil menikmati gambar 3 dimensi yang terlukis di dinding-dinding perumahan penduduk disana. Berdasarkan berita yang beredar, di Kampung Warna-Warna juga akan dibangun jembatan kaca yang melintas Sungai Brantas. Jembatan kaca ini sama seperti jembatan kaca yang ada di China.

   So bagi kalian yang hobi fotografi, tempat ini sangat recomended untuk semakin melengkapi karya fotografi kalian. Ketika kalian di kota Malang jangan lupa buat list untuk berkunjung ke Kampung Warna-Warni Jodipan.

Create a lot of color in your life !!!

Tuesday, July 4, 2017

Mendinginkan Otak di Perpustakaan

Tidak sedikit mahasiswa dalam masa perkuliahan mengalami stres. Hal ini seringkali karena materi pembelajaran yang disampaikan oleh dosen sulit untuk dipahami, ditambah lagi dengan menumpuknya tugas-tugas yang diberikannya. Ketika mahasiswa mulai mencapai titik stresnya, banyak dari mereka yang membuat status "kurang piknik". Oleh karena itu kebanyakan mahasiswa ketika mengalami stres lebih memilih untuk jalan-jalan ke tempat rekreasi maupun ke tempat lain yang sedang hits. Hal itu tidak berlaku bagi saya. Ketika saya mulai merasa stres atau  jenuh dengan perkuliahan, saya biasanya menghilangkan rasa stres dengan berkunjung ke perpustakaan.
Ya, perpustakaan. Kebanyakan mahasiswa menganggap perpustakaan hanya sebagai tempat menyimpan buku atau referensi yang membantu mereka dalam perkuliahan. Kebanyakan dari mereka datang ke perpustakaan hanya karena terpaksa. Namun bagi saya perpustakaan lebih dari sekadar tempat menyimpan buku-buku atau referensi yang membantu dalam perkuliahan. Saya biasanya mengunjungi perpustakaan untuk mencari inspirasi. Tidak sedikit inspirasi yang saya dapatkan ketika berada di perpustakaan. Ketika saya dihadapkan dengan suatu pilihan ataupun suatu masalah, biasanya saya berkunjung ke perpustakaan hanya sekadar untuk duduk diam dan berpikir mencari jalan keluar atau solusi dalam mengatasi masalah tersebut.
Hampir setiap hari saya selalu berkunjung ke perpustakaan. Saya biasanya berada di perpustakaan sebelum ataupun sesudah jam perkuliahan dimulai. Saya senang berada di perpustakaan karena suasananya dingin. Selain itu, disana juga terdapat air minum gratis. Kebetulan saya anak kos. Bagi anak kos seperti saya, lumayanlah ketika lagi krisis air minum, pasti datang membawa botol air minum besar. Tidak hanya itu, di perpustakaan terdapat layanan Wi-Fi gratis. Di perpustakaan tempat duduk favorit saya di pojok kanan dekat komputer katalog dan ruang untuk memberi sampul pada buku. Karena saya sering berada di perpustakaan, teman-teman saya sampai mengatakan bahwa tempat tinggal saya di perpustakaan. Mereka pun tahu bahwa tempat favorit saya di perpustakaan ada di pojokan. “Dasar jomblo!!! Duduknya dipojokan terus”, ejek teman saya. Memang benar, saya lebih merasa nyaman berada di perpustakaan dibanding berada di kos.
Perpustakaan merupakan tempat yang paling berpengaruh dalam perkembangan akademik saya. Hal ini terlihat dari semakin sering saya berkunjung ke perpustakaan, semakin banyak ilmu yang saya dapatkan. Alhasil nilai saya di semester 3 semakin membaik. Tidak hanya dalam perkembangan akademik saja tetapi juga berpengaruh dalam perkembangan psikologis saya. Masih banyak lagi energi-energi positif yang saya terima ketika berkunjung ke perpustakaan. Saya sangat prihatin karena masih banyak mahasiswa yang tidak tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan. Padahal perpustakaan tidak melulu soal tempat belajar, tetapi bisa dijadikan tempat untuk meditasi ataupun refreshing ketika sedang mengalami frustasi, depresi, galau, dan lain-lain.
Saya berusaha mengajak teman-teman saya untuk berkunjung ke perpustakaan. Salah satu cara yang saya lakukan yaitu ketika ada tugas kelompok maka saya selalu mengajak mereka untuk mengerjakannya di perpustakaan. Saya berharap dengan langkah sederhana tersebut, banyak mahasiswa yang semakin tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan.
INGAT JUGA UNTUK BUDAYAKAN MEMBACA BUKU!!!

Monday, July 3, 2017

Tawa Sang Pemberontak

Saya ingin menceritakan pengalaman saya yang bagi saya pengalaman ini sangat asik buat dibaca dan bisa menjadi sedikit percikan api untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Ketika itu HMPS Pendidikan Matematika mengadakan kegiatan bakti sosial di SD Timbulharjo Sleman, Yogyakarta. Isi bakti sosial sendiri yaitu mengajar anak-anak kelas 2, 3, 4, dan 5. Nah, posisi saya di kegiatan bakti sosial ini yaitu sebagai panitia kegiatan dan koordinator untuk mengajar kelas 3.
23 Maret 2016, merupakan pengalaman pertama saya mengajar siswa SD tetapi saya tidak sendirian. Saya ditemanin para pengajar yang lain. Ketika kami memulai kegiatan dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya sebagai koordinator memperkenalkan diri terlebih dahulu.
“Selamat pagi adik-adik !” sapa saya.
“Selamat pagi !” jawab mereka dengan semangat.
“Perkenalkan nama saya Mateas Handy Wicaksono. Kalian bisa manggil mas Handy.” Kata saya.
“Haa... mas Mandi.” celetuk seorang anak laki-laki. Nama anak itu adalah Panji.
Lantas anak-anak yang lain pun juga memanggil saya mas Mandi. Awalnya saya bingung tetapi melihat mereka tertawa dengan nama tersebut, saya tidak mempermasalahkannya. Setelah saya memperkenalkan diri, kemudian dilanjutkan perkenalan diri dari pengajar yang lainnya.
Kegiatan pada hari pertama bakti sosial, berjalan abstrak. Kenapa abstrak? Karena sulit untuk dijelasin. Anak-anak sangat hyperaktif sehingga sulit untuk diatur. Banyak yang memberontak untuk belajar. Namun, ketika setelah diberikan soal mereka pun bisa diatur dan mereka semua mau mengerjakannya. Saat itu, saya membantu anak kembar yang luar biasa. Namanya adalah Doni dan Dani. Sampai sekarang saya belum bisa membedakan keduanya. Tetapi dalam belajar si Doni lebih tekun untuk belajar walaupun dia memiliki keterbatasan dalam menulis dan membaca. Semangat dari Doni itulah yang membuat saya sangat terkesan dan kagum dengannya. Saya memutuskan untuk selalu membantunya dalam mengerjakan soal-soal khsusnya soal matematika dengan kemampuan saya yang terbatas.
Hari kedua bakti sosial. Pada hari kedua bakti sosial “sedikit” berjalan lebih baik daripada hari pertama. Anak-anak mulai bisa dikendalikan dengan baik. Walau masih ada beberapa anak yang asik dengan mainannya baik Yoyo, congklak dan sebagainya( ini sekolah atau toko mainan). Saya tidak marah dengan tingkah laku mereka, tetapi saya merasa bahagia melihat mereka bisa tertawa bahagia melakukan yang mereka sukai. Ketika itu saya duduk bersama Panji. Awalnya dia sangat semangat, tetapi lama-kelamaan dia kelihatan mulai lemas.
“Kamu kenapa Nji?” tanya saya.
“Aku haus mas.”jawabnya.
“Ada minum gak? Kalo ada. minum aja gak apa-apa.” kata saya.
Dia pun mulai mencari air minum. Setelah minum, dia kembali bersemangat untuk belajar. Selain itu ada seorang anak perempuan, yang membuat menarik perhatian saya. Karena saya perhatikan mulai dari hari pertama baksos dan hari kedua ini dia selalu nangis. Lantas saya datang untuk menghampirinya. Saat saya bertanya “kenapa dia menangis?” Dia tidak menjawabnya. Saya bertanya berulang kali, tetapi saja dia tidak menjawabnya. Saya pun melanjutkan untuk mengajar anak-anak yang lain. Untungnya kegiatan bakti sosial hari kedua ini berjalan dengan lancar, tidak seperti pada hari pertama yang suasana seperti “neraka di dalam bumi”.
Hari ketiga bakti sosial. Hari ketiga baksos ini saya tidak mengikutinya dikarenakan saya mengikuti kegiatan week and moral di Syantikara. Selama kegiatan saya memikirkan apa yang akan dilakukan para pemberontak tersebut tanpa kehadiran saya. Tetapi ya sudahlah, saya tetap yakin pasti semangat mereka untuk belajar sangat tinggi.
Hari keempat bakti sosial. Pada hari keempat ini, saya datang ke sekolah lebih awal daripada rombongan yang lain. Kedatangan saya langsung disambut tawa dari mereka. Khususnya anak-anak perempuan yang lanngsung mengait dan menarik saya. Di kelas 3 ini ada yang membuat saya tertarik, yaitu adanya sebuah “geng” di dalam kelas. Ada beberapa geng laki-laki dan geng permpuan. Pada geng laki-laki, ada berisi sekumpulan anak-anak yang “luar biasa”. Geng tersebut dipimpin oleh big boss (badannya besar) Naufal dan beranggotakan si kembar, Panji dan beberapa anak laki-laki yang lain (saya lupa namanya). Geng ini sangat unik, mereka membuat keributan ketika big boss mulai memerintahkannya. Nah, pada hari keempat ada kejadian yang luar biasa. Ketika itu saat pembelajaran dimulai, terdengar suara seseorang seperti orang yang menggunakan “toa di unjuk rasa” meneriakan supaya nonton film. Duarr seperti pasukan perang yang lain juga ikut meneriakan film.
“Film !!! Film.. Film.. Film....!!!” teriak mereka satu kelas.
“Sttt..... tolong diam anak-anak.” Jawabku.
“Film.. film.. film.. film!!” teriak mereka lagi.
Setelah saya lihat-lihat ternyata biang keladinya adalah si Panji. Kemudian saya pun langsung mendekatinya.
“Nji.. sekarang waktunya belajar bukan nonton film” kata saya.
“Enggak mau. Kemarin katanya udah janji nonton film.” balasnya.
“Lah siapa yang janjiin nonton film? Mas kan gak ada janji.” tanya saya.
“Itu ada mas yang item keriting.” jawabnya.
“Mana orangnya?” tanya saya lagi.
Dia pulang langsung keluar dan mencari orang tersebut. Ternyata orangnya adalah kakak tingkatku. Saya pun secara tidak langsung merasa kecewa karena tidak selayaknya anak-anak diberi janji yang tidak dipertanggungjawabkan. Hampir 1 jam mereka berteriak meminta film. Disitu saya sudah mulai gigit jari untuk menghadapi mereka. Saya akhirnya datang kepada wali kelas mereka untuk membantu menertibkan mereka. Akhirnya mereka pun bisa tenang setelah wali kelas mereka masuk ke kelas. Akhirnya kegiatan bakti sosial pada hari tersebut bisa berjalan, walaupun waktunya cuma tinggal 20 menit. Sebelum pulang mereka meminta pertemuan berikutnya untuk diputarin film. Luar biasanya mereka mengancam apabila tidak diputarin film mereka memilih untuk pulang. Saya pun hanya bisa tersenyum dan menggaruk-garuk kepala meng-iya-kan permintaan mereka. Pada hari tersebut sungguh membuat hanya “stres” karena tingkah laku mereka. Tetapi dari sini saya belajar bahwa kita tidak boleh membuat janji dengan begitu saja tanpa bisa mempertanggungjawabkannya. Ucapan mudah untuk dilakukan tetapi perbuatan sulit untuk dilakukan.

Hari kelima bakti sosial merupakan hari penutupan baksos. Dalam acara penutup ini disampaikan pesan dan kesan dari perwakilan pengajar dan siswa. Saya pun mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan pesan dan kesan saya. Saya mendapatkan pengalaman yang luarbiasa. Kita sebagai calon pendidik haruslah mengenal murid kita baik sehingga kita bisa membuat sebuah pembelajaran yang membuat mereka nyaman dan senang. Apalagi untuk guru SD, harus mampu membentuk mindset serta kepribadian anak secara baik dan benar. Jangan sampai ada hal-hal negatif yang mempengaruhi pembentukan kepribadian mereka. Terimakasih untuk tawa kalian “Sang Pemberontak Kecil” yang memberikan sesuatu yang bisa membuat saya untuk menjadi lebih baik.

Tuesday, June 20, 2017

Berbagi Kegiatan Sosial di Sosial Media

Bagi saya internet merupakan sarana yang sangat membantu saya dalam mengerjakan segala sesuatu. Baik itu tugas kuliah maupun tugas yang lainnya. Saya setiap hari tidak pernah bisa lepas dari yang namanya internet. Biasanya disaat berada di kampus, saya menggunakan wifi kampus untuk mengakses internet. Namun saat berada di luar kampus, saya mengakses internet menggunakan paket internet. Paket internet yang saya butuhkan adalah paket internet kuota. Paket ini saya pilih karena ke praktisannya. Jadi kita bisa mengatur penggunaan paket internet sesuai dengan kebutuhan kita.
Selain untuk mengerjakan tugas kuliah, saya juga menggunakan paket internet untuk berbagi kegiatan sosial yang saya ikuti ke sosial media. Saya melakukan hal ini sebagai bentuk keprihatinan saya melihat banyak orang yang lebih asik bersosial dengan orang lain melalui dunia maya dibandingkan dengan dunia nyata. Tidak sedikit akibat dari bersosial di sosial media berujung kepada tindakan kriminal. Hal ini bisa kita lihat dari berita di media massa mengenai tindakan kriminal yang awalnya dipicu dari perkenalan melalui sosial media.

Ketika saya berbagi mengenai kegiatan sosial di sosial media, banyak orang khususnya teman-teman saya yang mengapresiasinya. Ada yang berkomentar “Luar biasa yang kamu lakukan Han. Semoga bermanfaat bagi orang-orang.” Ada juga yang ingin mengajak untuk membuat kegiatan sosial bersama-sama. Melihat banyaknya tanggapan positif mengenai postingan yang saya bagikan ke sosial media. Saya pun memutuskan untuk terus melakukan kegiatan sosial dan mengajak semua orang untuk lebih peduli terhadap sesama secara langsung dibandingkan melalui sosial media. Karena pada dasarnya sosial media diciptakan untuk membantu dalam berinteraksi dengan orang lain yang jauh bukan menghilangkan interaksi dengan orang yang ada disekitar.

Saturday, March 11, 2017


Hello gaess!!! Apa kabar kalian?
Ini video perkenalan diri saya. Semoga kalian tertarik dan terhiburnya.
Selalu berikan senyummu :)

Wednesday, February 15, 2017

Pentingnya Multimedia Pembelajaran Matematika untuk Generasi-G

Pada saat ini perkembangan teknologi yang semakin pesat sangat mempengaruhi proses pembelajaran di dunia pendidikan. Generasi saat ini pun juga bisa dikatakan sebagai generasi gadget(gawai). Hal ini dikarenakan pengaruh dari teknologi yang memudahkan dalam mencari informasi yang dapat digunakan sebagai acuan untuk belajar. Banyak media yang dapat digunakan siswa dalam membantu kesulitan belajar. Matematika merupakan salah satu pelajaran yang menjadi "musuh" menakutkan bagi para siswa. Hal ini dikarenakan sulitnya siswa untuk memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Disinilah pentingnya media dalam membantu siswa untuk belajar matematika. Tidak sedikit guru yang tidak hanya menggunakan buku sebagai media pembelajaran matematika, tetapi juga menggunakan media-media yang lain seperti geogebra, QM dan lain-lainnya. Banyaknya media yang digunakan inilah yang kita sebut sebagai multimedia. Oleh karena itu sebelum kita membahas mengenai pentingnya atau peranan multimedia pembelajaran matematika untuk generasi-g, kita harus terlebih dahulu mengetahui pengertian dari multimedia pembelajaran matematika.

Pengertian Multimedia Pembelajaran Matematika
Sebelum kita mengetahui pengertian multimedia pembelajaran matematika, kita harus terlebih dahulu mengetahui mengenai pengertian dari multimedia.
Multimedia terdiri dari dua suku kata, yaitu multi dan media. Multi berarti banyak atau bermacam-macam, sedangkan media berarti alat atau sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada penerima.
  1. Robin dan Linda, 2001. Multimedia adalah alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video.
  2. Turban dkk, 2002. Multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output. Media ini dapat berupa audio(suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar.
  3. Vaughan, 2004. Multimedia adalah beberapa kombinasi dari teks, gambar, suara, animasi, dan video dikirim ke andai melalui komputer atau alat elektronik lainnya atau dengan manipulasi digital.
  4. Yusufhadi Miarso (2009) mendefinisikan multimedia adalah berbagai bahan belajar yang membentuk satu unit atau yang terpadu, dan yang dikombinasikan atau "dipaketkan" yang disebut dengan "kit" yang dapat digunakan untuk belajar mandiri atau berkelompok tanpa harus didampingi oleh guru.
Multimedia Pembelajaran Matematika dapat difenisikan sebagai media yang dikombinasikan dan digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kreativitas anak dalam proses pembelajaran matematika.

Peranan Multimedia dalam Pembelajaran Matematika
Dalam pembelajaran matematika saat ini, adanya multimedia sangat membantu siswa dalam memahami materi-materi yang terkesan sulit dan bersifat abstrak. Berikut ini peranan multimedia dalam pembelajaran matematika:
  • Multimedia membuat pembelajaran matematika lebih inovatif
        Pembelajaran yang inovatif pada saat sekarang sangatlah dibutuhkan. Hal ini dikarenakan generasi masa kini berbeda dengan generasi masa lalu yang mudah merasa bosan ketika memperhatikan guru dalam menyampaikan materi. Hal ini bisa diatasi dengan adanya multimedia dalam penyampaian materi dengan diselingi hal-hal yang asik. Misalnya dalam menyampaikan materi tidak hanya menjelaskan di papan tulis ataupun melalui buku, tetapi juga dapat menggunakan alat peraga baik itu yang konvensional maupun alat peraga yang berbasis komputer. Jadi dengan adanya teknologi pembelajaran matematika lebih inovatif.
  • Pembelajaran audio visual lebih efektif 
           Banyaknya rumus, angka, bagan maupun grafik sering membuat siswa sulit untuk menerima materi yang disampaikan guru. Pembelajaran audio visual merupakan salah satu cara untuk membantu siswa dalam memahami materi matematika. Disinilah peran multimedia dalam pembelajaran matematika untuk menyampaikan materi secara audio visual. Salah satu contohnya dalam menyampaikan materi mengenai geometri dengan menggunakan geogebra. Siswa akan mudah memahami bentuk-bentuk yang sebelumnya sulit untuk dibayangkan.
  • Matematika tidak terkesan menakutkan
             Dengan adanya teknologi membuat pembelajaran matematika menjadi lebih fun sehingga membuat siswa merasa lebih nyaman dalam belajar matematika. Penggunaan program seperti QM  dalam program linear  SPSS dalam statistika, Mathlab dalam pembuatan grafik trigonometri, maupun program lainnya membuat siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran matematika. Siswa masa kini lebih senang untuk memegang gadget ataupun komputer, sehinggan siswa akan sangat antusias apabila pembelajaran matematika dilakukan melalui media komputer.
  • Menguji kreativitas guru dalam pembelajaran matematika
            Peranan multimedia dalam pembelajaran matematika akan membuat guru semakin kreatif dalam mengemas dan menyampaikan materi sehingga menjadi hal yang menyenangkan bagi para siswanya. Hal ini tidak bisa dihindari, mengingat guru pada saat ini sudah menghadapi siswa yang berada di generasi-g.
  • Memudahkan dalam mencari informasi atau bahan pembelajaran.
          Komputer khususnya internet sangat memudahkan kita untuk mencari informasi yang dibutuhkan diantaranya yang berhubungan dengan matematika. Hal ini membuat guru dan siswa tidak hanya terpaku pada buku tetapi bisa mencari di sumber-sumber lainnya. Kebanyakan siswa saat ini lebih senang mencari informasi melalui internet dibandingkan dengan buku. Oleh karena itu, jika guru mampu memanfaatkan media internet dalam pembelajaran matematika secara baik. Hal ini dapat menghasilkan input dan output yang baik bagi siswa. 

Demikianlah pentingnya multimedia dalam pembelajaran matematika untuk generasi-g. Kita sebagai calon guru matematika harus menekuni berbagai media dalam pembelajaran secara high spirit agar kita mampu memberikan yang terbaik bagi generasi sekarang.

Daftar pustaka
      M.Suyanto (2005). Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Penerbit Andi