BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dunia pendidikan adalah faktor utama
dalam suatu kehidupan. Hal ini dikarenakan, bila tidak ada pendidikan dalam
kehidupan seseorang, maka orang tersebut akan mudah ditipu, diperalat bahkan orang tersebut
tidak akan dapat berkembang ataupun bertahan hidup. Tidak hanya itu, pendidikan
juga merupakan sarana yang penting dalam upaya peningkatan mutu SDM (Sumber
Daya Manusia), teristimewa pada masa sekarang, dimana kehidupan penuh dengan
tantangan. Oleh karena itu pengembangan kualitas SDM melalui pendidikan harus
dilaksanakan secara terpadu. Dalam dunia pendidikan, dalam proses pemahaman
terhadap suatu materi dalam ilmu pengetahuan diperlukan adanya seorang pendidik
atau dikenal sebagai seorang guru. Guru memiliki kewajiban untuk membimbing
murid-muridnya dalam memahami materi pelajaran, dan menanamkan kepribadian yang
baik kepada murid-muridnya.
Untuk menjadi seorang calon pendidik,
disamping harus menguasai materi dalam hal ini materi SMP secara mendalam, kita
juga harus mengetahui kondisi nyata yang ada di lapangan. Melihat kenyataan di
lapangan seperti apa kegiatan proses belajar mengajar tersebut diterapkan.
Mengamati siswa dalam memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru,
aktivitas siswa selama proses belajar berlangsung, dan mengamati cara seorang
guru dalam menyampaikan materi kepada siswanya, agar siswanya merasa nyaman,
memahami dan menyukai materi yang diberikan oleh guru. Oleh sebab itu, kegiatan
observasi ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung bagaimana
proses kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran matematika. Selain itu,
observasi dilakukan untuk mengetahui metode pembelajaran yang dilakukan oleh
guru serta kesulitan yang dialami oleh guru dan siswa dalam kegiatan
pembelajaran matematika.
B.
Tujuan Kegiatan
·
Tujuan umum:
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pembelajaran Matematika SMP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas
Sanata Dharma.
·
Tujuan Khusus
1.
Mengetahui profil sekolah dan
karakteristik siswanya.
2.
Mengetahui kegiatan pembelajaran yang
ada di sekolah.
3.
Mengetahui metode pembelajaran yang
digunakan.
4.
Mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran
matematika.
5.
Mengetahui kesulitan guru dalam
pembelajaran matematika.
6.
Mengetahui kesulitan siswa dalam
pembelajaran matematika.
C.
Manfaat Kegiatan
1.
Memberikan pengalaman dan kesempatan
bagi mahasiswa untuk lebih mengenal calon anak didiknya dalam berbagai aspek
yang ada di dalam peserta didik.
2.
Memberikan gambaran mengenai kegiatan
pembelajaran khususnya pembelajaran matematika.
3.
Sebagai bekal untuk menjadi guru yang
cerdas dan humanis.
BAB II
HASIL OBSERVASI
A.
Profil Sekolah dan Kelas
Nama
Sekolah : SMP Aloysius Turi
Alamat
Sekolah : Donekerto Turi, Sleman, Yogyakarta
Kepala
Sekolah : Br. Kosmas Mulyadi, S.Pd.,CSA
Kelas : VIII A
Jumlah
Siswa : 30 orang
Fasilitas
Di Dalam Kelas : Meja, Kursi,
Proyektor, Penghapus, Penggaris,
Jangka, Papan Tulis dan Spidol.
B.
Proses Pembelajaran
1.
Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan awal :
Pembelajaran
diawali dengan ucapan salam dari siswa yang kemudian dibalas oleh guru. Nama
guru tersebut adalah Ibu Sisil. Setelah memberi salam, kemudian kami
dipersilahkan untuk memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan kami berada di
kelas tersebut. Kami kemudian memposisikan diri duduk di paling belakang. Guru
memulai pembelajaran dengan bertanya kepada siswa mengenai bahan untuk
pembelajaran. Pada saat itu siswa diminta oleh gurunya membawa kerangka kubus
dan balok yang terbuat dari stik atau kawat untuk kegiatan pembelajaran. Semua
siswa membawa kerangka kubu dan balok tersebut.
Kegiatan Inti:
Pada kegiatan
pembelajaran saat itu, guru mengajak siswa untuk memahami unsur-unsur yang ada
di bangun ruang kubus dan balok dengan menggunakan alat peraga. Siswa dibagi
dalam beberapa kelompok. Kemudian di dalam kelompok siswa diminta untuk
membentuk diagonal bidang dan ruang di kerangka kubus dan balok yang mereka
persiapkan. Siswa membuat diagonal bidang dan ruang dengan menggunakan benang
yang dililitkan pada kerangka bangun ruang tersebut. Guru berkeliling mengawasi
dan membantu siswa yang kesulitan untuk menemukan diagonal bidang dan diagonal
ruang. Kemudian guru meminta beberapa siswa untuk menunjukan diagonal bidang
dan diagonal ruang. Ada seorang siswa
yang kesulitan untuk menemukan diagonal ruang. Siswa yang kesulitan tersebut
kemudian dibantu oleh guru dan teman-teman yang lain.
Tidak hanya
menggunakan alat peraga kerangka kubus dan balok. Guru juga mengajak siswa
untuk membentuk bangun ruang kubus dan balok dengan menggunakan kertas yang
telah mereka persiapkan. Guru meminta siswa membentuk kubus dan balok dengan
jaring-jaring kubus dan balok yang mereka buat bervariasi. Guru mengajak siswa
untuk berpikir kreatif menemukan berbagai variasi bentuk jaring-jaring sehingga
dapat terbentuk bangun ruang kubus dan balok. Kegiatan ini dilakukan siswa di
dalam kelompok yang sama seperti sebelumnya.
Kegiatan akhir:
Saat siswa
sedang membuat kubus dan balok dengan kertas, ternyata waktu pelajaran telah
berakhir. Guru pun meminta siswa untuk menghentikan kegiatannya. Guru kemudian
meminta siswa untuk melanjutkan membuat kubus dan balok di rumus. Pada
pertemuan berikutnya beberapa siswa diminta untuk menjelaskan mengenai kubus
dan balok yang telah mereka buat.
Media:
Dalam kegiatan
pembelajaran, guru menggunakan alat peraga konvensional yaitu kerangka kubus
dan balok untuk membantu siswa dalam memahami unsur-unsur bangun ruang
khususnya kubus dan balok. Alat peraga tidak hanya dibuat oleh guru tetapi
siswa diajak untuk membuat alat peraga tersebut.
Sumber bahan:
Dalam kegiatan
pembelajaran, buku paket yang digunakan guru yaitu buku Matematika
SMP Kelas VIII Semester 2
2.
Aktivitas
Siswa
Selama kegiatan
pembelajaran, banyak siswa yang aktif membuat diagonal bidang dan diagonal
ruang seperti yang telah diperintah oleh guru. Interaksi antara guru dan siswa
juga relatif kondusif. Relasi yang tercipta antara guru dengan siswa begitu
akrab. Hal ini terlihat ketika adanya hiburan atau bercandaan yang timbul baik
itu dari guru maupun siswa. Adanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa. Siswa
berani bertanya ketika ada penjelasan dari guru yang belum mereka pahami. Guru
pun langsung menanggapi siswa yang bertanya. Tidak hanya itu di dalam kelompok
pun siswa juga aktif berdiskusi dengan teman kelompok untuk melaksanakan apa
yang telah diperintahkan oleh guru. Siswa juga berani ketika diminta untuk maju
dan menjelaskan mengenai diagonal bidang
dan diagonal ruang yang telah mereka buat. Pengelolan kelas juga
dilaksanakan dengan cukup baik. Ketika siswa sedang membuat diagonal bidang dan
diagonal ruang, guru berkeliling untuk mengawasi dan memeriksa apa yang telah
dilakukan oleh siswa.
3.
Permasalahan Selama
Pembelajaran
·
Ada siswa yang tidak membawa bahan untuk
pembelajaran.
·
Ada siswa yang tidak mengerjakan apa
yang diperintahkan oleh guru yaitu membuat diagonal bidang dan diagonal ruang
pada kerangka kubus dan balok.
·
Terbatasnya waktu untuk melaksanakan
pembelajaran. Hal ini dikarenakan pada saat itu ada kegiatan kerja bakti untuk
persiapan ujian tengah semester.
BAB III
PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI
A.
Tanggapan Umum Proses
Pembelajaran
Selama melakukan
observasi di SMP Aloysius Turi kelas VIII, kegiatan pembelajaran berjalan
dengan baik. Metode pembelajaran yang digunakan sangat membantu siswa untuk
memahami materi. Salah satunya dengan menggunakan alat peraga. Alat peraga
sangatlah baik digunakan untuk membantu siswa dalam pembelajaran matematika.
Matematika terkenal dengan hal-hal abstrak. Oleh karena itu dengan adanya alat
peraga memudahkan untuk merepresentasikan hal-hal yang abstrak sehingga siswa
mudah untuk memahaminya. Alat peraga tidak hanya dibuat dan dijelaskan oleh
guru saja. Tetapi siswa yang dituntut untuk membuat alat peraga tersebut dan
menemukan penyelesaian masalah yang mereka hadapi. Disini masalah yang mereka
hadapi adalah menemukan atau membentuk diagonal bidang dan diagonal ruang.
Peranan guru dalam menggunakan alat peraga yaitu membimbing siswa untuk
menemukan solusi terhadap masalah yang mereka hadapi. Hal ini sangatlah baik.
Siswa akan terlatih secara mandiri dalam memahami dan mengatasi masalah yang
mereka hadapi. Dengan kata lain siswa akan menjadi lebih kreatif dan aktif
dalam pembelajaran matematika.
Adanya siswa
yang tidak mengikuti pembelajaran secara serius sebenarnya ada beberapa faktor.
Salah satu faktor mendasar adalah kurangnya minat siswa tersebut dengan
matematika. Pikiran yang terbentuk dalam diri siswa bahwa matematika itu sulit
dan membosankan. Hal ini juga di akui oleh guru (Ibu Sisil). Siswa harus
diberikan banyak motivasi yang kuat agar mereka semakin tertarik dalam belajar
matematika. Namun secara keseluruhan, metode pembelajaran yang dilakasanakan
oleh guru cukup baik. Tidak sedikit guru yang belum mampu menggunakan metode
pembelajaran yang dapat membantu proses perkembangan siswa khususnya dalam
pembelajaran matematika.
B.
Hal-hal yang Dipelajari
sebagai Calon Guru (Individual)
Menurut Martinus
Joko Susilo
Dari hasil
observasi kali ini saya melihat kalau menjadi seorang guru harus memiliki sifat
yang tegas, jujur, bisa membaur dengan siswanya. Dalam kenyataannya memang
tidak mudah menjadi seorang pendidik, mereka harus bisa memahami karakteristik
setiap siswa siswinya. Selain itu, seorang guru harus mampu membangun konsep
berpikir siswa serta mengenal karakter siswanya dengan baik sehinnga metode pembelajaran yang digunakan sesuai
dengan kemampuan siswanya. Penggunaan alat peraga pada materi
yang diajarkan di dalam kelas adalah salah satu cara untuk memudahkan para
siswa untuk memahami materi itu. Menjadi seorang guru tidak harus selalu
mengajarkan materi pelajaran, sebagai seorang guru juga harus bisa membawa
suasana menjadi menyenangkan supaya suasana di dalam kelas tidak tegang.
Menurut Mateas
Handy Wicaksono
Guru yang baik
adalah guru yang mengenal siswanya. Dalam kegiatan pembelajaran guru harus
memahami setiap kepribadian yang dimiliki siswanya. Selain itu guru juga harus
memahami kemampuan setiap siswa. Dengan begitu guru akan mampu mengelola kelas
dengan baik. Guru juga akan mampu merancang metode pembelajaran yang dapat
memfasilitasi semua kebutuhan yang diperlukan oleh siswanya. Guru juga harus
disiplin, tegas dan mampu menjadi contoh yang baik bagi siswanya. Guru juga
harus mampu memberikan motivasi kepada siswanya sehingga siswa tidak merasa
takut atau malas dalam belajar khususnya belajar matematika. Guru harus membuat
siswa menjadi kreatif dan mandiri dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan
yang mereka hadapi.
C.
Masukan Atau Ide
Pembelajaran
Dalam kegiatan
pembelajaran menggunakan alat peraga sangatlah baik. Walaupun demikian, akan
lebih baik lagi apabila materi yang disampaikan juga diberikan bagaimana
penerapan atau manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, siswa akan
semakin tertarik apabila mereka mengetahui manfaat dari apa yang telah mereka
pelajari. Guru juga harus melakukan evaluasi setelah melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Evaluasi
dapat menggambarkan kemajuan siswa, prestasinya dan hasil rata-ratanya,
sekaligus menjadi bahan pertimbangan
bagi guru agar dapat memperbaiki perencanaan maupun teknik penyajiannya. Selain
itu, guru harus mampu untuk memberi motivasi agar siswa bersemangat dalam
belajar khususnya belajar matematika. Motivasi bisa diberikan dengan
menceritakan pengalaman yang pernah dialami guru ataupun bisa menceritakan
pengalaman dari tokoh lain.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Untuk
menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif diperlukan guru yang memiliki
kualitas baik. Hal ini juga terlihat ketika kami observasi di SMP Aloysius
Turi. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan berjalan cukup baik dan efektif.
Dalam kegiatan pembelajaran guru tidak hanya menjelaskan materi di papan tulis
saja tetapi juga menggunakan alat peraga. Guru tidak menjelaskan materi dengan
alat peraga secara penuh, tetapi siswa yang dituntut untuk menyelesaikan
masalah yang berhubungan materi yang diberikan. Guru hanya membimbing mereka
apabila kesulitan dalam menyelesaikan masalah ataupun ada kesalahan yang
berhubungan dengan materi. Sehingga interaksi yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran tidak hanya satu arah melainkan dua arah. Keakraban yang terjalin antara
guru dan siswa membuat suasana di kelas menjadi menyenangkan. Namun ada siswa
yang kurang bersemangat dalam belajar matematika. Hal ini dikarenakan kurangnya
motivasi yang dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu,
guru harus mampu memberikan lebih banyak motivasi kepada siswa agar mereka
lebih bersemangat dan tidak takut dalam pembelajaran matematika.
B.
Saran
Sebagai tenaga pendidik yang baik, guru harus menjadi model atau contoh
bagi siswanya. Segala tindakan dan ucapan guru harus dapat
dipertanggungjawabkan. Guru harus disiplin dan memahami kebutuhan siswanya
Sebagai peserta didik, siswa harus memiliki sikap disiplin dengan menaati
aturan yang telah dibuat oleh guru. Siswa juga harus mengetahui tujuan ia
belajar dan memiliki semangat untuk belajar.
Sebagai pengobervasi, kita harus mengetahui dengan benar kondisi kelas,
peran guru di dalam kelas, keaktifan murid, materi yang sedang dibahas dan
kondisi lingkungan sekitar lokasi observasi.