Tuesday, August 27, 2019

Pembelajaran di SMP Aloysius Turi

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dunia pendidikan adalah faktor utama dalam suatu kehidupan. Hal ini dikarenakan, bila tidak ada pendidikan dalam kehidupan seseorang, maka orang tersebut akan mudah ditipu, diperalat bahkan orang tersebut tidak akan dapat berkembang ataupun bertahan hidup. Tidak hanya itu, pendidikan juga merupakan sarana yang penting dalam upaya peningkatan mutu SDM (Sumber Daya Manusia), teristimewa pada masa sekarang, dimana kehidupan penuh dengan tantangan. Oleh karena itu pengembangan kualitas SDM melalui pendidikan harus dilaksanakan secara terpadu. Dalam dunia pendidikan, dalam proses pemahaman terhadap suatu materi dalam ilmu pengetahuan diperlukan adanya seorang pendidik atau dikenal sebagai seorang guru. Guru memiliki kewajiban untuk membimbing murid-muridnya dalam memahami materi pelajaran, dan menanamkan kepribadian yang baik kepada murid-muridnya.
Untuk menjadi seorang calon pendidik, disamping harus menguasai materi dalam hal ini materi SMP secara mendalam, kita juga harus mengetahui kondisi nyata yang ada di lapangan. Melihat kenyataan di lapangan seperti apa kegiatan proses belajar mengajar tersebut diterapkan. Mengamati siswa dalam memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru, aktivitas siswa selama proses belajar berlangsung, dan mengamati cara seorang guru dalam menyampaikan materi kepada siswanya, agar siswanya merasa nyaman, memahami dan menyukai materi yang diberikan oleh guru. Oleh sebab itu, kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung bagaimana proses kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran matematika. Selain itu, observasi dilakukan untuk mengetahui metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru serta kesulitan yang dialami oleh guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika.
B.     Tujuan Kegiatan
·      Tujuan umum:
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Matematika SMP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.
·      Tujuan Khusus
1.    Mengetahui profil sekolah dan karakteristik siswanya.
2.    Mengetahui kegiatan pembelajaran yang ada di sekolah.
3.    Mengetahui metode pembelajaran yang digunakan.
4.    Mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika.
5.    Mengetahui kesulitan guru dalam pembelajaran matematika.
6.    Mengetahui kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika.
C.    Manfaat Kegiatan
1.        Memberikan pengalaman dan kesempatan bagi mahasiswa untuk lebih mengenal calon anak didiknya dalam berbagai aspek yang ada di dalam peserta didik.
2.        Memberikan gambaran mengenai kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran matematika.
3.        Sebagai bekal untuk menjadi guru yang cerdas dan humanis.


BAB II
HASIL OBSERVASI
A.      Profil Sekolah dan Kelas
Nama Sekolah                         : SMP Aloysius Turi
Alamat Sekolah                       : Donekerto Turi, Sleman, Yogyakarta
Kepala Sekolah                       : Br. Kosmas Mulyadi, S.Pd.,CSA
Kelas                                       : VIII A
Jumlah Siswa                          : 30 orang
Fasilitas Di Dalam Kelas         : Meja, Kursi, Proyektor, Penghapus, Penggaris,
Jangka, Papan Tulis dan Spidol.
B.       Proses Pembelajaran
1.        Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan awal :
Pembelajaran diawali dengan ucapan salam dari siswa yang kemudian dibalas oleh guru. Nama guru tersebut adalah Ibu Sisil. Setelah memberi salam, kemudian kami dipersilahkan untuk memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan kami berada di kelas tersebut. Kami kemudian memposisikan diri duduk di paling belakang. Guru memulai pembelajaran dengan bertanya kepada siswa mengenai bahan untuk pembelajaran. Pada saat itu siswa diminta oleh gurunya membawa kerangka kubus dan balok yang terbuat dari stik atau kawat untuk kegiatan pembelajaran. Semua siswa membawa kerangka kubu dan balok tersebut.
Kegiatan Inti:
Pada kegiatan pembelajaran saat itu, guru mengajak siswa untuk memahami unsur-unsur yang ada di bangun ruang kubus dan balok dengan menggunakan alat peraga. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Kemudian di dalam kelompok siswa diminta untuk membentuk diagonal bidang dan ruang di kerangka kubus dan balok yang mereka persiapkan. Siswa membuat diagonal bidang dan ruang dengan menggunakan benang yang dililitkan pada kerangka bangun ruang tersebut. Guru berkeliling mengawasi dan membantu siswa yang kesulitan untuk menemukan diagonal bidang dan diagonal ruang. Kemudian guru meminta beberapa siswa untuk menunjukan diagonal bidang dan diagonal  ruang. Ada seorang siswa yang kesulitan untuk menemukan diagonal ruang. Siswa yang kesulitan tersebut kemudian dibantu oleh guru dan teman-teman yang lain.
Tidak hanya menggunakan alat peraga kerangka kubus dan balok. Guru juga mengajak siswa untuk membentuk bangun ruang kubus dan balok dengan menggunakan kertas yang telah mereka persiapkan. Guru meminta siswa membentuk kubus dan balok dengan jaring-jaring kubus dan balok yang mereka buat bervariasi. Guru mengajak siswa untuk berpikir kreatif menemukan berbagai variasi bentuk jaring-jaring sehingga dapat terbentuk bangun ruang kubus dan balok. Kegiatan ini dilakukan siswa di dalam kelompok yang sama seperti sebelumnya.
Kegiatan akhir:
Saat siswa sedang membuat kubus dan balok dengan kertas, ternyata waktu pelajaran telah berakhir. Guru pun meminta siswa untuk menghentikan kegiatannya. Guru kemudian meminta siswa untuk melanjutkan membuat kubus dan balok di rumus. Pada pertemuan berikutnya beberapa siswa diminta untuk menjelaskan mengenai kubus dan balok yang telah mereka buat.
Media:
Dalam kegiatan pembelajaran, guru menggunakan alat peraga konvensional yaitu kerangka kubus dan balok untuk membantu siswa dalam memahami unsur-unsur bangun ruang khususnya kubus dan balok. Alat peraga tidak hanya dibuat oleh guru tetapi siswa diajak untuk membuat alat peraga tersebut.
Sumber bahan:
Dalam kegiatan pembelajaran, buku paket yang digunakan guru yaitu buku Matematika SMP Kelas VIII Semester 2
2.        Aktivitas Siswa 
Selama kegiatan pembelajaran, banyak siswa yang aktif membuat diagonal bidang dan diagonal ruang seperti yang telah diperintah oleh guru. Interaksi antara guru dan siswa juga relatif kondusif. Relasi yang tercipta antara guru dengan siswa begitu akrab. Hal ini terlihat ketika adanya hiburan atau bercandaan yang timbul baik itu dari guru maupun siswa. Adanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa. Siswa berani bertanya ketika ada penjelasan dari guru yang belum mereka pahami. Guru pun langsung menanggapi siswa yang bertanya. Tidak hanya itu di dalam kelompok pun siswa juga aktif berdiskusi dengan teman kelompok untuk melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh guru. Siswa juga berani ketika diminta untuk maju dan menjelaskan mengenai diagonal bidang  dan diagonal ruang yang telah mereka buat. Pengelolan kelas juga dilaksanakan dengan cukup baik. Ketika siswa sedang membuat diagonal bidang dan diagonal ruang, guru berkeliling untuk mengawasi dan memeriksa apa yang telah dilakukan oleh siswa.
3.        Permasalahan Selama Pembelajaran
·      Ada siswa yang tidak membawa bahan untuk pembelajaran.
·      Ada siswa yang tidak mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru yaitu membuat diagonal bidang dan diagonal ruang pada kerangka kubus dan balok.
·      Terbatasnya waktu untuk melaksanakan pembelajaran. Hal ini dikarenakan pada saat itu ada kegiatan kerja bakti untuk persiapan ujian tengah semester.


BAB III
PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI
A.      Tanggapan Umum Proses Pembelajaran
Selama melakukan observasi di SMP Aloysius Turi kelas VIII, kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik. Metode pembelajaran yang digunakan sangat membantu siswa untuk memahami materi. Salah satunya dengan menggunakan alat peraga. Alat peraga sangatlah baik digunakan untuk membantu siswa dalam pembelajaran matematika. Matematika terkenal dengan hal-hal abstrak. Oleh karena itu dengan adanya alat peraga memudahkan untuk merepresentasikan hal-hal yang abstrak sehingga siswa mudah untuk memahaminya. Alat peraga tidak hanya dibuat dan dijelaskan oleh guru saja. Tetapi siswa yang dituntut untuk membuat alat peraga tersebut dan menemukan penyelesaian masalah yang mereka hadapi. Disini masalah yang mereka hadapi adalah menemukan atau membentuk diagonal bidang dan diagonal ruang. Peranan guru dalam menggunakan alat peraga yaitu membimbing siswa untuk menemukan solusi terhadap masalah yang mereka hadapi. Hal ini sangatlah baik. Siswa akan terlatih secara mandiri dalam memahami dan mengatasi masalah yang mereka hadapi. Dengan kata lain siswa akan menjadi lebih kreatif dan aktif dalam pembelajaran matematika.
Adanya siswa yang tidak mengikuti pembelajaran secara serius sebenarnya ada beberapa faktor. Salah satu faktor mendasar adalah kurangnya minat siswa tersebut dengan matematika. Pikiran yang terbentuk dalam diri siswa bahwa matematika itu sulit dan membosankan. Hal ini juga di akui oleh guru (Ibu Sisil). Siswa harus diberikan banyak motivasi yang kuat agar mereka semakin tertarik dalam belajar matematika. Namun secara keseluruhan, metode pembelajaran yang dilakasanakan oleh guru cukup baik. Tidak sedikit guru yang belum mampu menggunakan metode pembelajaran yang dapat membantu proses perkembangan siswa khususnya dalam pembelajaran matematika.

B.       Hal-hal yang Dipelajari sebagai Calon Guru (Individual)
Menurut Martinus Joko Susilo
Dari hasil observasi kali ini saya melihat kalau menjadi seorang guru harus memiliki sifat yang tegas, jujur, bisa membaur dengan siswanya. Dalam kenyataannya memang tidak mudah menjadi seorang pendidik, mereka harus bisa memahami karakteristik setiap siswa siswinya. Selain itu, seorang guru harus mampu membangun konsep berpikir siswa serta mengenal karakter siswanya dengan baik sehinnga metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kemampuan siswanya. Penggunaan alat peraga pada materi yang diajarkan di dalam kelas adalah salah satu cara untuk memudahkan para siswa untuk memahami materi itu. Menjadi seorang guru tidak harus selalu mengajarkan materi pelajaran, sebagai seorang guru juga harus bisa membawa suasana menjadi menyenangkan supaya suasana di dalam kelas tidak tegang.
Menurut Mateas Handy Wicaksono
Guru yang baik adalah guru yang mengenal siswanya. Dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami setiap kepribadian yang dimiliki siswanya. Selain itu guru juga harus memahami kemampuan setiap siswa. Dengan begitu guru akan mampu mengelola kelas dengan baik. Guru juga akan mampu merancang metode pembelajaran yang dapat memfasilitasi semua kebutuhan yang diperlukan oleh siswanya. Guru juga harus disiplin, tegas dan mampu menjadi contoh yang baik bagi siswanya. Guru juga harus mampu memberikan motivasi kepada siswanya sehingga siswa tidak merasa takut atau malas dalam belajar khususnya belajar matematika. Guru harus membuat siswa menjadi kreatif dan mandiri dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi.
C.      Masukan Atau Ide Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan alat peraga sangatlah baik. Walaupun demikian, akan lebih baik lagi apabila materi yang disampaikan juga diberikan bagaimana penerapan atau manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, siswa akan semakin tertarik apabila mereka mengetahui manfaat dari apa yang telah mereka pelajari. Guru juga harus melakukan evaluasi setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Evaluasi dapat menggambarkan kemajuan siswa, prestasinya dan hasil rata-ratanya, sekaligus menjadi  bahan pertimbangan bagi guru agar dapat memperbaiki perencanaan maupun teknik penyajiannya. Selain itu, guru harus mampu untuk memberi motivasi agar siswa bersemangat dalam belajar khususnya belajar matematika. Motivasi bisa diberikan dengan menceritakan pengalaman yang pernah dialami guru ataupun bisa menceritakan pengalaman dari tokoh lain.


BAB IV
PENUTUP
A.      Kesimpulan
 Untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif diperlukan guru yang memiliki kualitas baik. Hal ini juga terlihat ketika kami observasi di SMP Aloysius Turi. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan berjalan cukup baik dan efektif. Dalam kegiatan pembelajaran guru tidak hanya menjelaskan materi di papan tulis saja tetapi juga menggunakan alat peraga. Guru tidak menjelaskan materi dengan alat peraga secara penuh, tetapi siswa yang dituntut untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan materi yang diberikan. Guru hanya membimbing mereka apabila kesulitan dalam menyelesaikan masalah ataupun ada kesalahan yang berhubungan dengan materi. Sehingga interaksi yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya satu arah melainkan dua arah. Keakraban yang terjalin antara guru dan siswa membuat suasana di kelas menjadi menyenangkan. Namun ada siswa yang kurang bersemangat dalam belajar matematika. Hal ini dikarenakan kurangnya motivasi yang dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, guru harus mampu memberikan lebih banyak motivasi kepada siswa agar mereka lebih bersemangat dan tidak takut dalam pembelajaran matematika.
B.       Saran
Sebagai tenaga pendidik yang baik, guru harus menjadi model atau contoh bagi siswanya. Segala tindakan dan ucapan guru harus dapat dipertanggungjawabkan. Guru harus disiplin dan memahami kebutuhan siswanya
Sebagai peserta didik, siswa harus memiliki sikap disiplin dengan menaati aturan yang telah dibuat oleh guru. Siswa juga harus mengetahui tujuan ia belajar dan memiliki semangat untuk belajar.
Sebagai pengobervasi, kita harus mengetahui dengan benar kondisi kelas, peran guru di dalam kelas, keaktifan murid, materi yang sedang dibahas dan kondisi lingkungan sekitar lokasi observasi.

No comments:

Post a Comment